Daftar Pembahasan
Apa itu Inflasi
Inflasi adalah peristiwa ekonomi dimana harga barang atau jasa mengalami kenaikan selama periode waktu tertentu. fenomena ini akan mempengaruhi daya beli masyarakat, ketika harga komoditas naik, masyarakat akan menurunkan daya belinya, hal ini menyebabkan perputaran uang akan melambat.
Penyebab Inflasi
Inflasi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, namun umumnya dipengaruhi oleh faktor supply and demand, dimana supply suatu komoditas tidak dapat mencukupi demand masyarakat. Sehingga pemasok atau supplier akan meningkatkan harga barangnya untuk menekan daya beli masyarakat.
Demand pull inflation
Demand pull inflation adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan ketika demand atau permintaan lebih tinggi dibandingkan dengan supply atau penawaran yang ada. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan seperti peningkatan daya beli masyarakat, investasi yang tinggi, kelonggaran kebijakan moneter yang meningkatkan jumlah uang beredar.
Price push inflation
Price push inflation adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaaan ketika harga bahan baku suatu komoditas meningkat, sehingga memaksa produsen untuk meningkatkan barang produksinya dan menyebabkan kenaikan harga/inflasi,
Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori antara lain :
Berdasarkan penyebab
- Demand-Pull Inflation : Terjadi ketika permintaan agregat (total permintaan dalam perekonomian) melebihi penawaran agregat pada tingkat harga yang ada.
- Cost-Push Inflation : Terjadi ketika biaya produksi barang dan jasa meningkat, yang kemudian menyebabkan peningkatan harga jual produk.
- Built-In Inflation : Terjadi karena ekspektasi inflasi masa depan yang menyebabkan kenaikan upah dan harga barang/jasa secara berkelanjutan.
Berdasarkan tingkat keparahan
- Creeping Inflation (Inflasi Merayap) : tingkat kenaikan harga yang lambat, biasanya kurang dari 3% per tahun. Stabil dan cenderung tidak mengganggu perekonomian secara signifikan.
- Walking Inflation (Inflasi Berjalan) : tingkat kenaikan harga yang moderat, biasanya antara 3% hingga 10% per tahun. Lebih terlihat dalam ekonomi dan dapat mulai mengganggu daya beli masyarakat.
- Galloping Inflation (Inflasi Berlari) : tingkat kenaikan harga yang cepat, biasanya lebih dari 10% hingga 50% per tahun. Sangat mengganggu perekonomian dan daya beli, seringkali memerlukan tindakan kebijakan yang drastis.
- Hyperinflation : Inflasi yang sangat tinggi dan tidak terkendali, biasanya lebih dari 50% per bulan. Merusak perekonomian, nilai mata uang merosot tajam, dan menimbulkan ketidakstabilan sosial. Indonesia sendiri pernah mengalami hyperinflation ketika terjadinya krisis 1998 sebagai imbas dari krisis yang terjadi di asia tenggara.
Berdasarkan durasi
- Temporary Inflation : terjadi dalam jangka pendek, seringkali sebagai respons terhadap kejadian spesifik seperti bencana alam atau gangguan pasokan. Dapat diatasi dengan cepat setelah penyebabnya teratasi.
- Chronic Inflation : Inflasi yang berlangsung dalam jangka waktu panjang dengan tingkat kenaikan harga yang moderat hingga tinggi. Menjadi bagian dari ekonomi sehari-hari dan memerlukan reformasi struktural untuk diatasi sehingga sulit untuk diatasi namun tetap dapat dikendalikan.
Berdasarkan geografis
- Localized Inflation : Inflasi yang terjadi di daerah tertentu atau sektor ekonomi tertentu. Faktor-faktor lokal seperti gagal panen di suatu wilayah atau gangguan industri tertentu.
- Global Inflation : terjadi secara serentak di banyak negara. Faktor-faktor global seperti kenaikan harga minyak dunia, perang, atau kebijakan moneter global.
Berdasarkan faktor pengendalian
- Controlled Inflation : terjadi dengan intervensi aktif dari pemerintah atau bank sentral untuk menjaga inflasi dalam target yang diinginkan. Biasanya merupakan bagian dari strategi kebijakan ekonomi yang lebih besar.
- Uncontrolled Inflation : terjadi tanpa intervensi yang efektif dari pemerintah atau bank sentral, atau ketika kebijakan yang diterapkan tidak efektif. Cenderung merusak perekonomian dan daya beli masyarakat dengan cepat.
Alat ukur Inflasi
Alat ukur inflasi adalah indikator atau alat yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian selama periode waktu tertentu. Dalam menentukan inflasi ada beberapa alat ukur yang digunakan, antara lain :
- Indeks Harga Konsumen / Consumer Price Index
Indeks Harga Konsumen mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Hal ini berarti Indeks Harga Konsumen mengukur perubahan harga kebutuhan rumah tangga seperti makanan, pakaian, transportasi, tempat tinggal, dan layanan kesehatan. Cara menghitung indeks ini adalah dengan mengumpulkan data harga dari berbagai toko dan penyedia jasa kemudian menghitung indeks berdasarkan berat relatif dari setiap barang dan jasa. Keunggulan dari indeks ini adalah perubahan harga secara langsung mempengaruhi biaya hidup dan daya beli konsumen. Namun indeks ini tidak mencerminkan inflasi yang dialami beberapa kelompok
- Indeks Harga Produsen (IHP) atau Producer Price Index (PPI)
Indeks yang mengukur perubahan harga dari kacamata produsen hal ini mencakup harga barang di tahap produksi.data indeks ini berasal dari produsen yang bergerak di berbagai sektor seperti pertanian, pertambangan, dan manufaktur. Keunggulan dari indeks ini adalah menjadi indikator awal perubahan harga di tingkat konsumen. Namun indeks ini tidak mencakup layanan dan mungkin tidak mencerminkan perubahan harga di tingkat konsumen secara langsung.
- Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index – WPI)
Indeks harga perdagangan besar mengukur perubahan harga barang dalam perdagangan besar sebelum sampai ke tangan konsumen akhir. Indeks ini mengumpulkan harga dari pasar grosir untuk berbagai barang yang umum diperdagangkan dalam jumlah besar.Indeks ini memberikan gambaran tentang perubahan harga pada tahap distribusi awal yang bisa mempengaruhi harga ritel. Keterbatasan dari indeks ini adalah tidak mencakup layanan dan bisa berbeda dari pengalaman inflasi yang dirasakan oleh konsumen akhir.
- Deflator Produk Domestik Bruto (PDB)
PDB dapat digunakan untuk mengukur perubahan harga semua barang dan jasa yang termasuk dalam perhitungan PDB. cara perhitungannya adalah membandingkan PDB nominal dengan PDB riil. Keuntungan dari cara ukur ini adalah mencakup seluruh spektrum ekonomi, sehingga memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang inflasi. Namun karena cakupannya luas, deflator PDB mungkin tidak mencerminkan perubahan harga yang langsung dirasakan oleh konsumen.
- Indeks Biaya Hidup (Cost of Living Index – COLI)
Indeks biaya hidup mengukur perubahan biaya hidup yang diperlukan untuk mempertahankan standar hidup yang tetap. Perhitungan indeks ini mempertimbangkan perubahan harga dan pola konsumsi serta bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi kesejahteraan konsumen. Indeks ini lebih akurat dalam mencerminkan perubahan daya beli dan kesejahteraan konsumen. Namun indeks ini sulit dihitung secara akurat karena memerlukan data yang sangat detail dan analisis yang rumit.
Cara Mengendalikan Inflasi
Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi yang tidak dapat dihindari, semakin bertambahnya populasi masyarakat maka akan diikuti dengan peningkatan harga barang atau jasa guna menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran. Untuk itu pengendalian terhadap fenomena ekonomi ini menjadi penting bagi suatu negara agar roda perekonomian tetap bergerak, dan tidak terjadi kekacauan besar akibat inflasi yang tidak terkendali
Dalam mengendalikannya, pemerintah menggunakan beberapa kebijakan dan cara seperti :
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah salah satu kebijakan yang digunakan dalam mengendalikan inflasi. Kebijakan moneter di Indonesia termasuk dalam tanggung jawab bank sentral indonesia dikenal juga sebagai Bank Indonesia. Dalam kebijakan moneter terdapat beberapa kebijakan yang diatur seperti :
- Penyesuaian sSuku Bunga : Bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi jumlah uang beredar. Suku bunga yang lebih tinggi mendorong orang untuk menabung daripada meminjam dan membelanjakan uang, sehingga permintaan barang dan jasa berkurang dan inflasi terkendali.
- Operasi Pasar Terbuka : Bank sentral dapat menjual surat berharga pemerintah untuk menyerap likuiditas dari pasar. Ini mengurangi jumlah uang yang beredar di ekonomi.
- Cadangan Wajib Minimum : Meningkatkan cadangan wajib minimum bagi bank-bank komersial, sehingga mereka memiliki lebih sedikit uang untuk dipinjamkan, yang pada gilirannya mengurangi jumlah uang beredar.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal merupakan kebijakan yang mengatur arus kas negara. Kebijakan fiskal menjadi tanggung jawab pemerintah indonesia atau secara khusus menjadi tanggung jawab menteri keuangan. Kebijakan fiskal mencakup kebijakan :
- Pengurangan pengeluaran pemerintah : kebijakan mengurangi pengeluaran pemerintah diharapkan dapat mengurangi permintaan agregat dalam ekonomi sehingga dapat menurunkan tingkat inflasi
- Peningkatan Pajak : peningkatan pajak berguna untuk meningkatkan pendapatan pajak pemerintah untuk meningkatkan cadangan kas, selain itu pajak yang tinggi juga diharapkan dapat menurunkan penawaran masyarakat.
Kebijakan Pengaturan Harga dan Upah
- Kontrol harga bertujuan untuk menetapkan batas bawah dan batas atas harga suatu komoditas atau yang dikenal dengan HET (Harga Eceran Tertinggi). Contoh komoditas yang diatur dengan kebijakan ini adalah komoditas beras atau gabah dimana harga komoditas ini diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 Tentang Harga Eceran Tertinggi Beras. Kebijakan ini berguna untuk menjaga harga beras agar tetap dapat dijangkau oleh mayoritas masyarakat dan stabil dalam jangka waktu yang panjang, karena beras termasuk dalam makanan pokok yang dibutuhkan oleh mayoritas masyarakat indonesia.
- Kontrol Upah bertujuan untuk menjaga tingkat permintaan masyarakat, dengan membatasi peningkatan upah diharapkan dapat mengendalikan permintaan masyarakat dan mengendalikan inflasi yang ada. Kebijakan kontrol upah di Indonesia terdapat dalam UU No.6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No.2 Tahun 2022
Kebijakan Penawaran
Kebijakan penawaran adalah kebijakan-kebijakan pemerintah yang berfokus pada peningkatan produksi supplier, kebijakan ini bisa dalam bentuk insentif pajak, subsidi, kemudahan akses pinjaman modal, dll. Selain itu peningkatan infrastruktur juga termasuk dalam kebijakan ini, seperti pembangunan infrastruktur transportasi, infrastruktur energi, infrastruktur telekomunikasi, dll. Kebijakan yang mendorong penanaman modal dan investasi asing juga menjadi cara bagi pemerintah untuk meningkatkan produksi suatu negara sehingga peningkatan permintaan masyarakat dapat diserap dengan baik.
Stabilitas Nilai Tukar Mata uang
Stabilitas nilai tukar termasuk dalam tanggung jawab bank sentral, dimana bank sentral melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar mata uang. Nilai tukar yang stabil dapat membantu mengendalikan inflasi impor.
Suka dengan pembahasan seperti ini? kunjungi artikel kita lainnya